Oleh: Prof. Dr. H.M. Jamali, M.Ag
Khathīb, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Umum
Dalam Islam, meningkatkan kualitas diri merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11). Ayat ini menegaskan bahwa perubahan dan peningkatan diri harus dimulai dari niat dan usaha pribadi. Peningkatan kualitas diri dalam Islam mencakup aspek spiritual, akhlak, dan pengetahuan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad dan Al-Bukhāri). Oleh karena itu, memperbaiki akhlak adalah bagian inti dari peningkatan kualitas diri.
Salah satu langkah awal dalam meningkatkan diri adalah memperbaiki niat. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhāri dan Muslim). Niat yang ikhlas karena Allah menjadikan setiap usaha bernilai ibadah. Islam menekankan pentingnya ilmu sebagai bagian dari peningkatan kualitas diri. Allah berfirman, وَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا “Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.’” (QS. Thāhā: 114). Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim, karena ilmu akan menuntun seseorang menuju kebaikan dan ketakwaan.
Dalam proses peningkatan diri, introspeksi atau muhasabah sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling cerdas adalah yang paling sering menghisab dirinya.” (HR. Tirmidzi). Dengan mengevaluasi diri, seseorang dapat mengenali kelemahan dan berusaha memperbaikinya. Shalat lima waktu adalah tiang agama yang dapat membentuk disiplin dan meningkatkan kualitas spiritual. Allah berfirman, اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabūt: 45). Dengan shalat, hati menjadi bersih dan jiwa lebih tenang.
Puasa Ramadhan juga berperan dalam memperbaiki kualitas diri. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhāri dan Muslim). Puasa melatih kesabaran dan kontrol diri. Dalam meningkatkan diri, seorang Muslim harus memperbaiki akhlaknya. Allah SWT berfirman, “Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad). Akhlak yang baik menciptakan harmoni dalam masyarakat.
Kejujuran adalah akhlak utama dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga.” (HR. Bukhāri dan Muslim). Dengan kejujuran, seseorang meningkatkan kualitas dirinya dan kepercayaannya di masyarakat. Sifat amanah juga bagian penting dari peningkatan kualitas diri. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS. An-Nisā’: 58). Amanah mencerminkan integritas dan tanggung jawab.
Menjaga lisan dari perkataan buruk adalah aspek penting lainnya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhāri dan Muslim). Ucapan yang baik memperbaiki hubungan sosial dan hati. Islam melarang sifat sombong dan angkuh. Allah berfirman, “Janganlah kamu berjalan di bumi dengan angkuh.” (QS. Luqmān: 18). Menjadi rendah hati adalah tanda kualitas diri yang mulia dan dicintai Allah.
Kesabaran dalam menghadapi ujian hidup adalah bagian dari peningkatan kualitas diri. Allah berfirman, “Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirāh: 6). Kesabaran menguatkan iman dan menjadikan jiwa lebih tabah. Islam juga menganjurkan untuk menjaga kesehatan sebagai bagian dari kualitas diri. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya badanmu mempunyai hak atasmu.” (HR. Bukhāri). Tubuh yang sehat mendukung aktivitas dan ibadah yang optimal.
Menjaga lingkungan sosial dengan memilih pergaulan yang baik juga penting. Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang itu tergantung agama sahabatnya.” (HR. Ahmad). Lingkungan yang baik membantu seseorang berkembang secara positif. Dalam proses peningkatan diri, berdoa merupakan sarana utama. Allah berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghāfir: 60). Doa memperkuat ikhtiar dan mendekatkan diri kepada Allah.
Membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya juga merupakan langkah penting. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhāri). Al-Qur’an menjadi petunjuk hidup untuk memperbaiki diri. Dalam Islam, memberi maaf dan berbuat baik kepada sesama adalah bagian dari kualitas diri yang tinggi. Allah berfirman, “Dan balaslah kejahatan dengan kebaikan.” (QS. Fushshilat: 34). Sikap ini mencerminkan kematangan jiwa dan akhlak mulia.
Islam juga mengajarkan pentingnya istiqamah, yakni konsistensi dalam kebaikan. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami adalah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka.” (QS. Fushshilat: 30). Konsistensi ini membuat seseorang semakin berkualitas.
Akhirnya, peningkatan kualitas diri adalah perjalanan spiritual dan sosial yang terus menerus. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad). Dengan meningkatkan diri, seorang Muslim tidak hanya memperbaiki dirinya, tapi juga memberi manfaat bagi umat. “Sejatinya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah swt ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurāt (49): 13). Ayat ini menginspirasi kita untuk berbuat baik kepada sesama atas dasar ketakwaan.
Ketakwaan adalah bekal terbaik dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Salah satu wujud ketakwaan adalah dengan berusaha meningkatkan kualitas diri. Setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi lebih baik. Allah SWT menciptakan manusia dengan akal dan kemampuan untuk belajar serta berkembang. Oleh karena itu, jangan pernah merasa puas dengan keadaan diri yang sekarang, tapi teruslah berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Pertanyaannya, bagaimana cara meningkatkan kualitas diri? Ada banyak cara, di antaranya:
Menurut perspektif umum sekaligus Islam, ada beberapa langkah praktis yang bisa kamu lakukan untuk terus berkembang dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Berikut beberapa cara meningkatkan kualitas diri:
1. Perbaiki Niat dan Tujuan
- Mulailah dengan niat yang ikhlas, misalnya niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik karena ingin mendekatkan diri kepada Allah dan memberi manfaat pada orang lain.
- Tetapkan tujuan yang jelas agar usaha kamu terarah dan fokus.
2. Tingkatkan Ilmu Pengetahuan
- Belajar terus-menerus, baik ilmu agama maupun ilmu dunia yang bermanfaat.
- Rajin membaca Al-Qur’an, Hadis, dan buku-buku yang meningkatkan wawasan.
3. Muhasabah (Introspeksi Diri)
- Luangkan waktu untuk mengevaluasi diri secara rutin, misalnya setiap hari atau minggu.
- Identifikasi kelemahan dan kelebihan, lalu buat rencana untuk memperbaiki kekurangan. Dengan intropeksi diri, kita dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan yang pernah kita lakukan, sehingga kita dapat memperbaikinya.
4. Perbaiki Akhlak dan Sikap
- Terapkan akhlak mulia seperti jujur, amanah, rendah hati, sabar, dan pemaaf.
- Hindari sifat buruk seperti iri hati, sombong, dan pemarah.
5. Tegakkan Ibadah Rutin
- Jalankan shalat lima waktu tepat waktu, puasa, dan ibadah lain sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat spiritual.
- Ibadah juga membantu membentuk disiplin dan kesadaran diri.
6. Jaga Kesehatan Tubuh dan Pikiran
- Olahraga rutin, makan sehat, dan istirahat cukup supaya badan tetap fit dan pikiran segar.
- Kesehatan fisik mendukung produktivitas dan kualitas hidup secara menyeluruh.
7. Bergaul dengan Lingkungan Positif
- Pilih teman dan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif, baik secara spiritual maupun intelektual.
- Jauhi lingkungan yang bisa mempengaruhi buruk perilaku dan akhlak.
8. Berdoa dan Minta Petunjuk
- Selalu berdoa agar diberikan hidayah, kekuatan, dan keteguhan dalam berproses memperbaiki diri.
- Percayalah bahwa Allah selalu membantu hamba-Nya yang berusaha.
9. Konsisten dan Istiqamah
- Jangan mudah menyerah ketika menghadapi tantangan.
- Terus berusaha secara konsisten, meskipun kemajuan terasa lambat.
10. Berbuat Baik dan Berbagi
- Manfaatkan kemampuanmu untuk membantu sesama.
- Dengan berkontribusi positif, hati menjadi lebih lapang dan bahagia.
Marilah kita jadikan momentum Jumat ini untuk memulai perubahan diri menjadi lebih baik. Jangan menunda-nunda kebaikan, karena waktu terus berjalan dan usia terus berkurang. [semoga…!]









