Hadits Arba’in Nawawi Ke-2: “Iman, Islam & Ihsan” Pertanyaan Malaikat Jibril Pada Nabi Muhammad SAW

Sep 30, 2021 | Hadits Nabi Muhammad SAW

Hadits kedua ini sangat dalam maknanya dan mencakup semua dasar ajaran Islam yang menyangkut Aqidah, rukun Islam dan ibadah. Mari langsung disimak isi kandungan hadits kedua ini!

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ، إَذْ طَلَعَ عَلَيْناَ رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إلَى النَّبِيِّ ﷺ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ
فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً»
قَالَ: صَدَقْتَ. فَعجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرِنِي عَنِ الإِيْمَانِ! قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاِئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَومِ الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ»
قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسَانِ! قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ! قَالَ: «مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ» قَالَ: فَأخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِها! قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ» ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ: «يَا عُمَرُ! أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: Dari ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu juga, ia berkata: pada suatu hari kami berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba datang kepada kami seseorang yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak nampak kalau sedang bepergian, dan tidak ada seorang pun dari kami yang mengenalnya.

Kemudian dia duduk menghadap Nabi SAW, lalu menyandarkan lututnya kepada lutut beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha beliau.

Dia bertanya, “Ya Muhammad! Kabarkan kepadaku tentang Islam.” Maka, Rasulullah SAW bersabda, “Islam adalah Anda bersyahadat lâ ilâha illâllâh dan Muhammadur Rasûlûllâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika Anda mampu menempuh jalannya.”

Lelaki itu berkata, “Engkau benar.” Kami heran terhadapnya, dia yang bertanya sekaligus membenarkannya. Lelaki itu berkata lagi, “Kabarkanlah kepadaku tentang iman!”

Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Anda beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan Anda beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.”

Lelaki itu menjawab, “Engkau benar.” Dia bekata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang ihsan!”

Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Anda menyembah Allah seolah-olah melihatnya. Jika Anda tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat Anda.”

Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang hari Kiamat!” Beliau menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya.”

Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Jika seorang budak wanita melahirkan majikannya, dan jika Anda melihat orang yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin, dan penggembala kambing saling bermegah-megahan meninggikan bangunan.”

Kemudian lelaki itu pergi. Aku diam sejenak lalu beliau bersabda, “Hai ‘Umar! Tahukah kamu siapa yang bertanya itu?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Beliau bersabda, “Sesungguhnya dia Jibril A.S yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” (HR Muslim No. 8)

Terdapat hal yang perlu dicermati lebih lanjut pada hadits kedua ini yaitu saat malaikat Jibril as. bertanya tentang Islam dan Iman, dalam teks hadits tersebut ia membenarkan jawaban Rasulullah saw dengan mengatakan “Sadaqta” (engkau benar). Namun saat bertanya tentang Ihsan, malaikat Jibril as. tanpa berucap shadaqta langsung beralih ke pertanyaan selanjutnya yakni tentang as-saa’ah(Kiamat). Ia tidak membenarkan seperti halnya saat pertanyaan Islam dan Iman, kenapa?

Baca sebelumnya: Hadist Arbain ke-1

Karena jibril memang tidak mengetahui hakekat Ihsan. Dan Ihsan bukanlah wilayah para malaikat bahkan bagi Jibril A.S sekalipun. Ihsan yang merupakan pangkal ma’rifat adalah wilayah Insan Kamil, dalam konteks ini yaitu Rasulullah saw. beliau telah bermusyahadah kepada Allah swt. Kedudukan itu tergambar jelas dalam perjalanan mi’raj yang disana jibril as. hanya mampu mengantarkan sampai kepada alam Jabarut saja. Ia tidak bisa masuk ke alam laahut. Dan karena Ihsan dan ma’rifat merupakan interaksi intens antara insan dengan Sang Khaliq, dan merupakan tujuan utama penciptaan manusia yakni untuk beribadah dan mengenal Penciptanya.

Adapun para malaikat dengan setiap tugasnya meskipun mereka memiliki sifat sam’an wa to’atan kepada Allah tapi mereka tidak dapat masuk ke wilayah dan puncak ma’rifat karena bukan itu tujuan mereka diciptakan, serta tidak adanya medan mujahadah bagi para malaikat di dalam perjalanan menuju kepada ma’rifat yakni adanya hawa nafsu.

Bahkan para malaikat pemangku Arsy sekalipun tidak dapat mencapai puncak ma’rifat sebagaimana Rasulullah S.A.W., inilah mengapa derajat manusia lebih tinggi ketimbang malaikat jika manusia itu telah mengalahkan dan dapat mengendalikan hawa nafsunya.

Lanjut ke: Arbain Nawawi: Hadits Ke-3

Berita Terkait

Hadits ke-3 Arba’in Nawawi: Rukun Islam; Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji.

Hadits ke-3 Arba’in Nawawi: Rukun Islam; Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji.

RUKUN ISLAM عن أبي عـبد الرحمن عبد الله بن عـمر بـن الخطاب رضي الله عـنهما ، قـال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسـلم يقـول : بـني الإسـلام على خـمـس : شـهـادة أن لا إلـه إلا الله وأن محمد رسول الله ، وإقام الصلاة ، وإيـتـاء الـزكـاة ، وحـج البيت ، وصـوم رمضان Dari Abu...

Do’a Menyambut Rajab Seperti Rasulullah SAW

Do’a Menyambut Rajab Seperti Rasulullah SAW

Dalam Islam, terdapat empat bulan haram, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram, artinya bulan yang dimuliakan. Rasulullah mencontohkan, saat memasuki bulan Rajab beliau membaca:اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ...

Pin It on Pinterest

Share This