MENJAGA SPIRIT ROMADHAN DI BULAN SYAWAL Oleh ; Dr. H. Komarudin El Kustary M.Pd (Pengurus At-Taqwa Centre Kota Cirebon)

Apr 11, 2025 | Artikel Islam

MENJAGA SPIRIT ROMADHAN

DI BULAN SYAWAL

Oleh ; Dr. H. Komarudin El Kustary M.Pd

Bulan Syawal adalah bulan yang penuh berkah setelah umat Islam menjalani ibadah puasa Ramadhan. Syawal menjadi momentum untuk meningkatkan iman dan amal setelah latihan spiritual selama sebulan penuh.

Sekarang  bulan Syawal telah tiba ada dihadapan kita, bukan sekadar bulan kemenangan, Tapi saatnya mempertahankan keistiqamahan. Apakah kita akan menjadi hamba  Ramadhan, Yang hanya taat di satu bulan? Ataukah kita menjadi hamba Ar-Rahman, Yang  terus istiqamah dalam kebaikan? Semoga pilihan kedua menjadi milik kita semua.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa Ramadhan) dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Ayat ini menunjukkan bahwa setelah Ramadhan, seorang Muslim harus terus bersyukur dan meningkatkan ibadahnya, termasuk dengan puasa enam hari di bulan Syawal.

  1. Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Puasa Syawal memiliki keutamaan besar sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad ﷺ:

“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim no. 1164)

Keutamaan ini menunjukkan bahwa Syawal adalah kesempatan untuk mempertahankan semangat ibadah yang telah dibangun selama Ramadhan.

  1. Menjaga Iman dan Amal Pasca Ramadhan

Bulan Syawal bukan hanya tentang puasa enam hari, tetapi juga tentang menjaga amalan yang telah dibangun selama Ramadhan. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari no. 6464, Muslim no. 783)

Oleh karena itu, seorang Muslim sebaiknya tetap menjaga:

  1. Shalat berjamaah dan shalat sunnah seperti tahajjud dan dhuha.
  2. Membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Bersedekah dan membantu sesama, sebagaimana semangat berbagi di bulan Ramadhan.
  4. Memperbanyak dzikir dan doa, termasuk istighfar dan shalawat kepada Nabi ﷺ.
  5. Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Momentum Syawal juga menjadi pengingat untuk terus memperbaiki diri dan memperbanyak amal shalih. Sebagaimana Allah berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِهِمۡ​ؕ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Oleh karena itu, mari kita manfaatkan bulan Syawal untuk semakin dekat kepada Allah, memperbaiki ibadah, serta meningkatkan kualitas iman dan amal kita. Semoga Allah menerima semua ibadah kita dan menjadikan kita hamba yang istiqamah dalam kebaikan.

Untuk menjadi renungan muhasabah kita  termasuk yang manakah pribadi kita pasca Romadhan meninggalkan kita. Ada 3 golongan manusia setelah puasa Romadhon. Mari kita simak dengan seksama.

  1. Golongan Manusia Setelah Puasa Ramadhan

Setelah bulan Ramadhan berlalu, umat Islam terbagi menjadi tiga golongan dalam menyikapi amal ibadah mereka. Pembagian ini didasarkan pada dalil-dalil naqli serta pendapat para ulama.

  1. Golongan yang Bertambah Kebaikannya

Golongan ini adalah mereka yang setelah Ramadhan tetap istiqamah dalam ketaatan, bahkan semakin giat dalam beribadah. Mereka memahami bahwa ibadah tidak hanya terbatas di bulan Ramadhan, melainkan harus terus berlanjut sepanjang tahun.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ ۝٣٠

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kalian takut dan janganlah bersedih hati, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepada kalian.'”(QS. Fussilat: 30)

Para ulama seperti Ibnu Rajab Al-Hanbali menekankan bahwa istiqamah setelah Ramadhan adalah tanda diterimanya amal ibadah seseorang.

  1. Golongan yang Kembali kepada Kebiasaan Semula

Golongan kedua adalah mereka yang setelah Ramadhan kembali kepada kebiasaan buruk dan meninggalkan ketaatan. Mereka hanya beribadah saat Ramadhan, tetapi setelahnya lalai.

Allah memperingatkan dalam Al-Qur’an:

“Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya setelah ia dipintal dengan kuat.” (QS. An-Nahl: 92)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini mencela orang yang meninggalkan kebaikan setelah ia melakukannya dengan baik.

  1. Golongan yang Semakin Jauh dari Kebaikan

Golongan terakhir adalah mereka yang tidak hanya meninggalkan ketaatan setelah Ramadhan, tetapi juga semakin terjerumus dalam kemaksiatan. Mereka seakan menjadikan Ramadhan sebagai beban, bukan sebagai sarana perubahan diri.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya (puasanya).” (HR. Bukhari No. 1903)

Ibnul Qayyim menyebut bahwa orang seperti ini tidak mendapat manfaat dari puasanya, karena tidak ada perubahan dalam dirinya setelah Ramadhan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Follow Sosial Media At Taqwa :

Berita Terkait

Pin It on Pinterest

Masjid Raya At-Taqwa Kota Cirebon
MENJAGA SPIRIT ROMADHAN DI BULAN SYAWAL Oleh ; Dr. H. Komarudin El Kustary M.Pd (Pengurus At-Taqwa Centre Kota Cirebon)
https://tafsirweb.com/jadwal-sholat?id=63
Infaq Online Masjid At-Taqwa Cirebon
RA At-Taqwa Gelar Halal Bi Halal Sambut Keceriaan Siswa Dengan Peluk Rindu & Maaf
Halal Bi Halal At-taqwa Cirebon 2025
Menata Hati Untuk Gapai Lailatul Qodar: Keutamaan I’tikaf dan Qiyamul Lail di Malam-Malam Terakhir Ramadan
KHOTMUL QURAN RAMADHAN DI MASJID AT-TAQWA: MERAJUT KEINDAHAN SPIRITUAL DI BULAN SUCI
ZAKAT DAN KESHALEHAN SOSIAL  Oleh : Ust. H. Jajang Badruzaman, M.Ag. (Pengurus At-Taqwa Centre Kota Cirebon
MUHASABAH DIRI MEDIA PENINGKATAN IMAN DAN TAQWA  Oleh : Drs. H. Muslim Muchlas, M.Pd.I
TAKWA DAN KEBAHAGIAAN HAKIKI  oleh: Prof. Dr. Sumanta, M.Ag  (Guru Besar UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon)
Share This