AMC – Jumat (2/8/19) At-Taqwa Centre melaksanakan apel rutin. Apel dilaksanakan pada pukul 08.00 sampai dengan 08.45 WIB. Lukman bertindak sebagai komandan upacara dan Syaeful Badar menjadi penceramah. Apel diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Ustadzah Yanti.
Pada pagi ini suasana apel tidak seperti biasanya. Syaeful Badar yang bertindak sebagai penceramah tidak penuh memberikan ceramah. Syaeful Badar memberikan pengantar ceramah dengan menceritakan kondisi Masjid Raya At-Taqwa pada tahun 1990 yang masih jauh dari kesempurnaan. Tidak ada pengurus yang selalu standby di masjid. Tidak ada petugas kebersihan dalam dan luar masjid. Tidak ada sistem gaji untuk menunjang kebutuhan hidup orang-orang yang bertugas membersihkan masjid. Pada tahun itulah ada kejadian yang menakjubkan dimana seorang anak muda yang tubuhnya dipenuhi tato mengepel ruangan Masjid Raya At-Taqwa. Pemuda itu bernama Surya Setiawan atau biasa dipanggil Ocoy.
Ocoy merupakan salah satu preman yang memutuskan untuk bertaubat dan mengabdi di jalan kebaikan dengan cara menjadi tenaga sukarela di Masjid Raya At-Taqwa. Ocoy rajin membersihkan masjid tanpa berharap menerima imbalan sepeserpun. Kebulatan tekad itulah yang membawanya terus eksis mengabdi di Masjid Raya At-Taqwa dari tahun 1990 sampai dengan sekarang. Kalau dulu Ocoy membersihkan masjid secara sukarela, kini Ocoy menjadi Security resmi Masjid Raya At-Taqwa Kota Cirebon. Hijrahnya Ocoy ke jalan kebaikan itulah yang menjadikan Syaeful Badar memberikan sebagian waktu ceramahnya untuk diisi cerita motivasi oleh Ocoy mengenai bagaimana dirinya mendidik anaknya menjadi orang yang baik hingga anak dari Ocoy ingin masuk ke pesantren tanpa paksaan dari siapapun.
Setelah dipersilahkan maju oleh Syaeful Badar, Ocoy maju dan menceritakan kisah hijrahnya. Ocoy begitu detail menceritakan keinginan anaknya yang ingin masuk pesantren. Berkaca dari masa mudanya yang cukup suram dan kemudian memutuskan untuk hijrah, Ocoy memandang keinginan anaknya masuk pesantren menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri. Ocoy terlihat menahan tangis haru saat berkisah di depan seluruh petugas At-Taqwa Centre. Dirinya tidak menyangka kalau anaknya bisa menjadi demikian membanggakan orang tua. Selang beberapa menit, Ocoy menyudahi cerita harunya. Syaeful Badar yang mengetahui kiprah Ocoy sejak tahun 1990 menyalami Ocoy dan memberikan penjelasan bahwa keberhasilan Ocoy mendidik anaknya merupakan doa dari kedua orang tua Ocoy. Mungkin orang tua Ocoy sempat kecewa saat melihat masa muda Ocoy menjadi preman. Tetapi setiap orang tua selalu mendoakan kebaikan untuk anak-anaknya. Doa tersebut terus mengalir hingga menjadikan Ocoy hijrah dan mampu mendidik anaknya dengan baik.
Syaeful Badar mengakhiri sesi ceramah dengan menyimpulkan bahwa setiap orang tua menginginkan anaknya hidup menjadi orang yang baik. Orang tua selalu mendoakan anaknya untuk menjadi orang yang berakhlakul karimah. Doa orang tua merupakan doa yang sangat mustajab. Kemustajaban itulah yang akan membimbing seseorang hidup lebih baik dari sebelumnya. (Rosie)