NIKMAT IMAN DAN ILMU
Drs. Sholihin Uzer
(Penasehat MUI Kota Cirebon)
Nikmat Allah yang paling mahal –yang tidak bisa dibeli dengan harga emas sepenuh bumi adalah nikmat Iman. Nikmat Iman hanya dianugerahkan oleh Allah swt kepada hambanya yang dicintaiya.
Sebagaimana Rasulullahsaw bersabda,
“Sesungguhnya Allah swt memberi nikmat dunia kepada semua hambanya baik yang dicintai maupun yang tidak dicintai kecuali nikmat iman. Nikmat Iman hanya diberikan kepada hambaNya yang dicintaiNya. Maka barang siapa yang memperoleh nikmat iman berarti ia telah dicintai oleh Allah.” (HR. Bukhari)
Dengan hidayah iman manusia ditempa dan dibimbing menjadi orang yang baik dan benar serta berakhlak mulia. Nabi MUhamad saw ajaran pokok adalah memperbaiki manusia dengan akhlak yang diawali dengan iman. Sebagaimana sabda Nabi Muhamad saw
“Sesungguhnya saya diutus untukmenyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Malik)
Orang yang tidak mendapat hidayah iman sulit untuk diajak kepada kebaikan dan kebenaran. Sulit untuk diajak pada akhlak yang baik, karena tidak ada sesuatu yang menggerakkan dirinya.
Pada hakekatnya kebaikan itu milik Allah swt (at thayyibaatu lillaahi). Dan hanya orang yang baik amalnya saja yang diterima oleh Allah swt. Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya Allah Maha Baik, Allah tidak menerima amal ibadah hambaNya kecuali amal yang baik.’ (HR Muslim)
Demikian juga kebenaran. Kebenaran itu dari Allah. Setiap yang datang dari Allah pasti benar adanya, baik itu perintah atau larangan dan hati kita tidak boleh ragu. Barang siapa yang meragukan kebenaran Allah berarti dia tidak beriman. Allah berfirman,
“Kebenaran itu dari Allah (Tuhanmu) dan janganlah kamu ragu terhadap kebenaran itu.
Apabila nikmat iman sudah tertanam di dalam hati, maka bila disebut nama Allah,dia ingat siapa yang dzat yang menciptakan dirinya, siapa yang memelihara dirinya dan alam semesta dan biladibacakan atau dijelaskan kepadanya ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat yang tertulis dalaAl Qur’an atau ayat-ayatberupa tanda-tanda alam maka ia akan menjadi bertambah kuat imannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Anfal ayat 2,
“Hanyalah orang-orang yang beriman bila disebut asma Allah maka bergetar hatinya, dan bila dibacakkan ayat-ayatNya maka bertambah kuat imannya dan hanya kepada Allah swt mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal : 2)
Orang yang kuat imannya lebih dicintai oleh Allah daripada orang yang lemah imannya sebagaimana sabda Rasulullah saw,
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah”
Disamping anugerah iman Allah menganugerahkan akal sehat tidak boleh dirusak baik dengan narkoba ataupun miras, tetapi harus dirawat dan diisi dengan ilmu yang bermanfaat. Ilmu adalah kunci kemajuan. Ilmu dapat merubah manusia dari bodoh menjadi pintar dan dapat merubah manusia dari terbelakang menjadi maju dan berkembang.
Rasulullah saw bersabda,
“Keutaman ilmu lebih aku cintai dari keutamaan ibadah dan sebaik-baik kamu dalam melaksanakan ibadah dan sebaik-baik kamu dalam melaksanakan agama adalah wara, yaitu menjauhkan diri dai dosa/maksiat dan meninggalkan perkara subhat. (HR. Hakim)
Imam Syafii berkata,
“Siapa yang menginginkan kehidupan dunia (yang baik) maka hendaklah iai memiliki ilmu (yang bermanfaat) dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akherat (yang baik) maka hendaklah iai memiliki ilmu (yang manfaat), dan siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan akherat (yang baik) maka hendaklah ia memiliki ilmu (yang manfaat)
Iman dan ilmu harus disatukan /dipadukan dalam kehidupan manusia agar hidup manusia menjadi benar dan pintar serta meningkat derajatnya.
Allah berfirman,
“Allah swt mengangkat derajat orang-orang mukmin di antara kamu danorang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan kepada tingkat derajat yang yang lebih tinggi (QS. Almujadilah : 11)
Apabila iman dipisahkan dari ilmu maka orang mukmin hanya menjadi orang baik, benar dan berakhlak mulia, tetapi hidup terbelakang, terpinggirkan dan tidak bisa mencapai kemajuan. Sedangkan orang yang hanya mengutamakan ilmu tanpa iman, maka ia akan menjadi pintar yang tidak benar, tidak baik dan tidak bermoral, seperti menipu, memalsu dan membuat kerusakan.
Allah berfirman,
Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan-tangan (kotor) manusia” (QS. Ar Rum ;41)
Belakangan ini masarakat kita dikejutkan dengan isu pemalsuan dan kerusakan seperti produk palsu, uang palsu, vaksin palsu dan obat-obatan palsu. Kemudian moral rusak, generasi rusak, hutan rusak dan aliran sungai rusak. Maka untuk mengantisipasi berbagai kepalsuan dan kerusakan tersebut diharapkan orang-orang yang beriman harus berilmu dan orang-orang berilmu harus beriman, agar hidup mereka menjadi baik, benar dan berakhklak mulia serta maju berkualitas dan dapat meraih kesuksesan.
Insya Allah dengan iman yang kuat dan ilmu yang manfaaat serta taqwa yang meningkat / berkualitas hidup kita di dunia menjadi terhormat dan insya Allah di akherat mendapat nikmat.
Mudah-mudahan kita semua diberi kemampuan untuk berama ilmiah dan berilmu amaliyah di atas landasan iman dan ikhlash untuk mendapatkan rahmat dan ridho Allah swt. Amin.