Sholat berdiri sebagai ibadah paling utama dalam Islam. Setiap gerakan dan bacaan sholat memiliki makna yang menghadirkan kekhusyukan serta penghayatan. Jika kita sebagai muslim rajin sholat setiap hari, namun belum sepenuhnya memahami arti dari setiap lafaz bacaan sholat, maka ini membuat sholat terasa sekadar rutinitas, bukan komunikasi yang kuat antara hamba dan Allah.
Pemahaman terhadap bacaan sholat lengkap beserta artinya menguatkan rasa tunduk dan menghadirkan ketenangan. Dalil dari Al-Qur’an dan hadits menjelaskan pentingnya bacaan yang benar.
Artikel ini menyajikan panduan runtut dari takbir sampai salam, agar pembaca mampu mengamalkan bacaan sholat yang benar dan lebih yakin dalam beribadah.
Daftar Isi Bacaan Sholat Lengkap dan Artinya Berdasarkan Dalil
Untuk memudahkan para pembaca, berikut daftar isi artikel tentang seluruh bacaan sholat beserta artinya;
- Niat Sholat: Lafaz, Arti, dan Dalil
- Takbiratul Ihram: Bacaan dan Artinya
- Doa Iftitah: Lafaz, Arti, dan Dalil
- Bacaan Al-Fatihah dan Artinya
- Bacaan Surat Pendek Setelah Al-Fatihah
- Bacaan Ruku dan I’tidal
- Bacaan Sujud dan Duduk Antara Dua Sujud
- Bacaan Tasyahud Awal dan Akhir
- Salam Sebagai Penutup Sholat
- Dzikir Setelah Sholat
- Tabel Ringkas Gerakan dan Baca an Sholat
- Tips Menghafal Bacaan Sholat
- Kesimpulan
Niat Sholat: Lafaz, Arti, dan Dalil
Pengertian Niat Menurut Ulama
Niat berada di dalam hati dan bukan sesuatu yang wajib diucapkan keras. Ulama sepakat bahwa niat adalah keinginan untuk melakukan ibadah tertentu karena Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal tergantung niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menjadi dalil utama pembahasan niat.
Contoh Niat Sholat Wajib
Niat sholat boleh diucapkan lirih untuk membantu fokus, selama tidak dianggap sebagai syarat sah sholat. Contoh niat Subuh:
Usholli fardha shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala.
Artinya: Aku berniat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala.
Niat Berdasarkan Dalil
Dalil tentang niat tidak menyebut lafaz tertentu. Inti dari niat terletak pada kesadaran hati bahwa seseorang sedang melaksanakan ibadah. Penegasan ini penting untuk menghindari kesalahan pemahaman.
Takbiratul Ihram: Bacaan dan Artinya
Takbiratul ihram menandai masuknya seseorang ke dalam sholat. Lafaznya:
Allahu Akbar
Artinya: Allah Maha Besar.
Takbir selalu menggunakan kata “Allahu Akbar”, bukan versi lain. Hadits-hadits sahih menjelaskan bahwa Nabi memulai sholat dengan lafaz tersebut. Posisi tangan dapat sejajar telinga atau bahu, sesuai sunnah.
Doa Iftitah: Lafaz, Arti, dan Dalil
Doa Iftitah Versi Panjang
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ.
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Latin:
Allāhu akbaru kabīrā, wal-ḥamdu lillāhi katsīrā, wa subḥānallāhi bukratan wa aṣīlā. Innī wajjahtu wajhiya lilladzī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfan musliman wa mā anā minal-musyrikīn. Inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil ‘ālamīn, lā syarīka lah, wa bi dzālika umirtu wa anā minal-muslimīn.Arti:
“Allah Maha Besar sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan berserah diri, dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik.
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
Selain doa iftitah ini, juga ada yang lebih ringkas.
Doa Iftitah Versi Ringkas
Ada versi lain seperti doa Subhanakallahumma. Keduanya sah sebab Rasulullah SAW mengajarkan beberapa pilihan.
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ، كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالمَاءِ وَالبَرَدِ
Latin:
Allāhumma bā‘id baynī wa bayna khaṭāyāya kamā bā‘adta baynal masyriqi wal maghrib. Allāhumma naqqinī min khaṭāyāya kamā yunaqqats-tsaubu al-abyaḍu minad-danas. Allāhumma ghsilnī min khaṭāyāya bits-tsalji wal mā’i wal barad.
Arti:
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana pakaian putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun.”
Dalil Doa Iftitah
Hadits riwayat Abu Hurairah menjelaskan bahwa Nabi membaca doa iftitah sebelum Al-Fatihah. Pembaca diperbolehkan memilih salah satu versi.
Bacaan Al-Fatihah dan Artinya
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak sah sholat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.” (HR. Bukhari no. 756)
Berikut ayat per ayat:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
“Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
“Pemilik Hari Pembalasan.”
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.”
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ…
“Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang yang sesat.”
Baca selengkapnya mengenai Al-Quran Surah Al-Fatihah Arab, Latin, Arti & Keutamannya.
Membaca Surat Pendek (Sunnah)
Contohnya Surat Al-Ikhlas:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa.”
(HR. Muslim no. 452 – Rasulullah sering membaca Al-Ikhlas dalam berbagai kesempatan.)
Rukuk dan I’Tidal

Bacaan Rukuk
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ
Subḥāna rabbiyal ‘aẓīm
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung.”
Dalil:
Nabi ﷺ bersabda: “Ucapkan dalam rukuk: ‘Subḥāna rabbiyal ‘aẓīm.’” (HR. Abu Dawud no. 869)
Bacaan I‘tidal (Bangun dari Rukuk)
Ketika bangun dari rukuk, imam atau orang yang sholat sendirian membaca:
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami‘allāhu liman ḥamidah
“Allah mendengar siapa pun yang memuji-Nya.”
Lalu makmum atau orang sholat sendirian menjawab:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbana wa lakal-ḥamdu, mil’as-samāwāti wa mil’al-arḍi, wa mil’a mā shi’ta min shay’in ba‘du.
“Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit, sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki setelah itu.”
Dalil: “Apabila Nabi ﷺ mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau membaca:
‘Allah mendengar siapa saja yang memuji-Nya. Ya Rabb kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi dan sepenuh apa pun yang Engkau kehendaki setelah itu…’”
(HR. Bukhari dan Muslim)
I’tidal ini sendiri merupakan rangkaian kalimat yang sangat “mesra” yang kita ucapkan kepada Allah Ta’ala yang menciptakan kita.
Bacaan Sujud dan Duduk diantara Dua Sujud: Lafaz dan Arti

Bacaan Sujud Utama
Subhaana rabbiyal a’la
Artinya: Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.
Sujud merupakan posisi paling dekat antara hamba dan Rabb-nya. Hadits menyebutkan bahwa doa pada posisi sujud lebih mudah dikabulkan.
Doa Tambahan Dalam Sujud
Contoh doa:
Allahummaghfir li dzanbi kullahu…
Pembaca boleh memilih doa yang shahih sesuai kebutuhannya semisal mendoakan kedua orang tua.
Bacaan Duduk di Antara Dua Sujud
Doa ini berasal dari hadis:
“Nabi ﷺ ketika duduk di antara dua sujud membaca:
رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاجْبُرْنِي، وَارْفَعْنِي، وَارْزُقْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَاعْفُ عَنِّي
Rabbighfir lī, warḥamnī, wajburnī, warfa‘nī, warzuqnī, wahdinī, wa‘āfinī, wa‘fu ‘annī.
“Ya Rabbku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah segala kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku.”
— HR. Abu Dawud no. 850 dan Ibnu Majah no. 898, dinilai sahih oleh Al-Albani.
Posisi Badan Saat Duduk di Antara Dua Sujud
Posisi duduk ini disebut iftirasy, dan berikut cara melakukannya:
1. Posisi kaki
- Kaki kiri diduduki, yaitu bagian atas kaki kiri diratakan ke lantai dan Anda duduk di atasnya.
- Kaki kanan ditegakkan, jari-jari kaki kanan ditekuk menghadap kiblat.
2. Posisi tangan
- Tangan diletakkan di atas paha, dekat lutut.
- Jari-jari mengarah ke kiblat.
- Tidak menggenggam, tidak membuka terlalu lebar.
3. Punggung & kepala
- Punggung tegak, tidak membungkuk dan santai.
- Pandangan tetap ke tempat sujud.
- Tidak terburu-buru, cukup tenang karena ini termasuk thuma’ninah (ketenangan wajib dalam sholat).
4. Cara duduk
- Duduk tenang setelah bangkit dari sujud.
- Jangan langsung turun sujud kembali tanpa berhenti; Nabi ﷺ melarang sholat seperti “mematuk burung”.
Jadi, duduk di antara dua sujud merupakan sebuah do’a atau permohonan ke Allah Ta’ala.
Bacaan Tasyahud Awal dan Akhir

Tasyahud Awal
اَلتَّحِيَّاتُ ٱلْمُبَارَكَاتُ ٱلصَّلَوَاتُ ٱلطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ،
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ،
ٱلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَىٰ عِبَادِ ٱللَّهِ ٱلصَّالِحِينَ،
أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ،
وَبَارِكْ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ،
فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
At-tahiyyātul mubārakātu ṣalawātu ṭayyibātu lillāh.
As-salāmu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa raḥmatullāhi wa barakātuh.
As-salāmu ‘alainā wa ‘alā ‘ibādillāhiṣ-ṣāliḥīn.
Asyhadu allā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muḥammadan ‘abduhū wa rasūluh.
(Tasyahud awal sampai sini saja, tasyahud akhir lengkapi bacaan sholatnya dengan yang di bawah ini)
Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad wa ‘alā āli Muḥammad, kamā ṣallaita ‘alā Ibrāhīm wa ‘alā āli Ibrāhīm.
Wa bārik ‘alā Muḥammad wa ‘alā āli Muḥammad, kamā bārakta ‘alā Ibrāhīm wa ‘alā āli Ibrāhīm.
Fil ‘ālamīna innaka ḥamīdun majīd.
“Segala penghormatan, keberkahan, shalawat dan kebaikan adalah milik Allah.
Semoga keselamatan atasmu wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan berkah-Nya.
Semoga keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang saleh.
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah,
dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan atas keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau melimpahkan shalawat atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Dan berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
Dalil
Hadis ini diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ketika Nabi ﷺ mengajarkan lafaz tasyahud, HR. Bukhari dan Muslim dari Ka‘ab bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu.
Salam Sebagai Penutup Sholat
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
(Dibaca dua kali: pertama sambil menoleh ke kanan, kedua sambil menoleh ke kiri.)
As-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāh.
As-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāh.
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah untuk kalian.”
Beberapa riwayat menambahkan:
وَبَرَكَاتُهُ (wa barakātuh)
Namun yang paling sahih dan paling sering dibaca Rasulullah ﷺ adalah “As-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāh” dua kali.
Salam dua kali sebagai penutup sholat disebutkan dalam HR. Muslim no. 582, dari Abdullah bin Mas‘ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ menutup sholat dengan salam ke kanan dan ke kiri:
“Nabi ﷺ mengucapkan salam ke kanan: As-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāh,
dan ke kiri: As-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāh.”
Demikianlah bacaan sholat yang lengkap dengan arti dan dalilnya. Di bawah ini beberapa tambahan setelah sholat dan tips menghafalkannya.
Dzikir Setelah Sholat
Dzikir setelah sholat termasuk amalan yang sangat dianjurkan Rasulullah ﷺ. Dzikir-dzikir ini membantu hati tetap tenang, menjaga kekhusyukan, serta memperbanyak pahala setelah ibadah sholat selesai.
1. Istighfar 3x
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
Astaghfirullāh
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”
2. Allahumma Antas Salam
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Allāhumma antas-salām wa minkas-salām, tabārakta yā dzal-jalāli wal-ikrām
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Dzat yang Mahasejahtera, dari-Mu datang keselamatan. Maha berkah Engkau, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan.”
3. Tasbih, Tahmid, Takbir (33x – 99x)
- سُبْحَانَ اللَّهِ — Subḥānallāh
- الْحَمْدُ لِلَّهِ — Alḥamdulillāh
- اللَّهُ أَكْبَرُ — Allāhu akbar
4. Beberapa Ayat Al Qur’an
Dibaca setelah sholat fardhu sepert; Al Fatihah, Al Ikhlas (tiga kali), Al Falaq, An Nas, Al Baqoroh (ayat 1-5), dan Ayat Kursi.
Dalil: “Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian.” (HR. An-Nasa’i, dinilai sahih oleh Syaikh Al-Albani).
5. Dzikir-dzikir tambahan
- لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
- لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Tabel Ringkas Gerakan dan Bacaan Sholat
| Gerakan | Nama Bacaan | Ringkasan Lafaz Arab |
|---|---|---|
| Berdiri | Doa Iftitah | اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي… |
| Berdiri | Al-Fatihah & Surat | بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ… |
| Ruku’ | Tasbih Ruku’ | سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ |
| I‘tidal | Sami‘allahu… & Rabbana… | سَمِعَ اللَّهُ… / رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ |
| Sujud | Tasbih Sujud | سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى |
| Duduk di antara dua sujud | Doa Rabbighfirli lengkap | رَبِّ اغْفِرْ لِي… وَاعْفُ عَنِّي |
| Sujud kedua | Tasbih Sujud | سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى |
| Tasyahud awal | Attahiyyat pendek | التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ… |
| Tasyahud akhir | Attahiyyat + Shalawat Ibrahimiyah | كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ… |
| Penutup | Salam | السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ |
Tips Menghafal Bacaan Sholat
1. Gunakan Metode Pengulangan Terarah
Baca satu bacaan 10–20 kali per hari sampai benar-benar melekat di ingatan.
2. Dengarkan Murattal atau Audio Bacaan Sholat
Pendengaran membantu mempercepat hafalan dan memperbaiki pelafalan.
3. Tempelkan Kartu Hafalan di Tempat Strategis
Seperti cermin, meja kerja, atau wallpaper HP.
4. Hafalkan Secara Bertahap, Jangan Langsung Semua
Mulai dari rukun-rukun utama:
Iftitah → Ruku’ → I‘tidal → Sujud → Duduk → Tasyahud.
5. Praktikkan Saat Sholat
Pengulangan saat ibadah adalah cara paling efektif memperkuat hafalan.
6. Gunakan Pola “Arab – Latin – Arti”
Memahami makna mempercepat hafalan dan meningkatkan kekhusyukan.
Kesimpulan
Bacaan sholat merupakan bagian inti dalam ibadah yang harus dijaga keaslian dan ketepatannya sesuai sunnah Rasulullah ﷺ. Setiap gerakan memiliki dzikir khusus yang mengandung makna mendalam, mulai dari takbiratul ihram hingga salam sebagai penutup.
Menghafalnya terasa mudah jika dilakukan bertahap, dibantu dengan pengulangan, dan diterapkan langsung dalam sholat harian.
Memahami arti setiap bacaan membuat ibadah jauh lebih khusyu, menghadirkan ketenangan, dan dapat mendekatkan diri kepada Allah.
Semoga panduan lengkap ini membantu dalam memperbaiki sholat, meningkatkan kekhusyukan, serta memudahkan untuk mengajarkannya kepada keluarga dan anak-anak.
(Rachmad Igen)









